7 min read

Mengapa Mempelajari Tanda-tanda Kiamat?

Mengapa Mempelajari Tanda-tanda Kiamat?

Pada setiap masa, orang-orang utamanya cendekiawan selalu tertarik menatap dan memprediksi masa depan, baik pada masa normal, maupun di era kedaruratan dan krisis, bahkan krisis global.

Manusia selalu berusaha menggunakan segenap kemampuan akalnya untuk berusaha berkompetisi dengan waktu. Namun seringkali manusia berada pada pihak yang kalah telak.

Orang beriman memiliki pendekatan yang berbeda. Selain menggunakan akal pikiran, umat Islam juga dibekali dengan nubuat dan peta akhir zaman. Dengan penuh cinta pada umatnya, Rasulullah tidak membiarkan begitu saja umatnya berjalan sendiri menghadapi akhir zaman, yang para ahli menyebutnya sebagai masa penuh ketidakpastian (uncertain).

Melalui peta ini, umat Islam tidak gampang terpukau dan terkecoh dengan apa yang sedang terjadi dan akan terjadi. Dengan peta ini, seharusnya umat Islam menjadi umat yang optimis dan jauh dari rasa putus asa dan kesedihan tanpa ujung.

Di berbagai kesempatan pun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak lupa memperingatkan tanda-tanda akhir zaman. Pada saat perjalanan panjang menuju perang Tabuk, beliau sempat memberi tahu tanda-tanda akhir zaman; ketika terbangun di tengah malam beliau pernah memberitahukan bahwa bendungan Ya’juj dan Ma’juj telah berlobang; bahkan saat wudhu pun beliau pernah membicarakan tanda-tanda hari kiamat.

Menurut riwayat Amru bin Akhthab radhiyallahu ‘anhu –yang termaktub dalam Shahih Muslim- bahwa Rasulullah pernah berkhutbah banyak hal, sejak selesai shalat fajar hingga terbenam matahari, di antaranya adalah mengenai tanda-tanda akhir zaman. 

Bila hal ini tidak penting, maka tidak mungkin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai berkhutbah seharian untuk membahas di antaranya tentang hadits akhir zaman.

hadits-hadits akhir zaman adalah perkara yang sangat penting. Sebegitu vitalnya, hingga banyak sekali ulama-ulama yang mengarang tema ini. Sebagai contoh konkret: Na’im bin Hammad (Kitâbu al-Fitan), Ibnu Katsir (al-Nihâyah fi al-Fitan wa al-Malâhim), al-Qurthubi (al-Tadzkirah), al-Barzanji (al-Isyâ’ah fii Asyrâthi al-Sâ’ah dan al-Idzâ’ah min Asyrâthi al-Sâ’ah),  al-‘Adawi (al-Shahîh al-Musnad min Ahâdîts al-Fitan wa al-Malâhim wa Asyrâth al-Sâ’ah) dan lain sebagainya.

Lalu, apa urgensinya mempelajari hadits akhir zaman? Berikut beberapa poin yang kami kutip dari buku ensiklopedi akhir zaman karya Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh.

Pertolongan Wahyu Samawi yang Diberikan pada Setiap Masa

Kita adalah umat terakhir yang semakin jauh dari sumber kenabian, sehingga sangat membutuhkan pesan-pesan kenabian seiring berlalunya zaman.

Berbagai peristiwa besar telah berlalu, semisal peperangan yang terjadi antara Ali ra dan Muawiyah ra. Disilah perlunya sumber-sumber kenabian yang menjadi rujukan dalam memahami peristiwa-peristiwa besar yang terjadi.

Dengan pertolongan pesan-pesan Nabi, kita menjadi lebih mudah memahami peristiwa-peristiwa tersebut, sehingga menjadi pertolongan bagi kita umat akhir zaman dalam memahami, menghadapi dan mengantisipasi tantangan akhir zaman.

Memperkuat Keimanan Terhadap Kebenaran Risalah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Jika seorang mukmin memperhatikan berbagai fitnah yang terjadi, akan ditemukan kesesuaian dengan hadits-hadits akhir zaman. Hal ini akan memperkokoh keimanan akan risalah yang dibawa Nabi.

Meskipun mengetahui tanda-tanda akhir zaman bukanlah unsur utama keimanan seseorang, mengetahuinya bisa memperkokoh keimanan di tengah hantaman fitnah.

Dalam setiap zaman yang dilalui umat manusia, mukjizat kebenaran yang dibawa beliau akan senantiasa menemui kebenarannya.

Mengetahui Tanda-Tanda Akhir Zaman Merupakan Bentuk Peringatan dan Solusi Atas Setiap Musibah

Ketika Rasulullah mengabarkan tentang fitnah akhir zaman, selain menyampaikan ciri dan tabiatnya, beliau juga menjelaskan apa solusinya yang bisa kita gunakan untuk dapat mengambil sikap yang tepat.

Inilah keutamaan yang dimiliki orang yang beriman. Disamping dibekali dengan akal yang cerdas, manusia juga dibekali dengan pesan-pesan kenabian, yang diyakini lebih utama ketimbang prediksi para futurist yang tanpa iman.

Dari sini tampak jelas, bahwa studi terhadap tanda-tanda hari Kiamat menemukan puncak urgensinya, karena di dalamnya mengandung peringatan dan petunjuk terhadap tempat dan waktu terjadinya bencana serta dapat melakukan analisa penyakit dan sekaligus memberikan obat atau terapi yang ampuh hingga hari Kiamat benar-benar terjadi. Ini terbukti secara jelas dalam banyak hadits yang menyinggung soal tanda-tanda hari Kiamat.

Ketika Rasulullah saw mengabarkan penyakit wahn yang akan menjangkiti umat Islam akhir zaman, misalnya, beliau juga menjelaskan sebab-sebab tersebarnya wabah ini kepada umatnya, yaitu cinta dunia dan takut mati.

Contoh lain: ketika Rasulullah saw mengabarkan kegoncangan iman yang melanda umat Islam bersamaan dengan berbagai fitnah yang muncul laksana malam yang amat gelap, maka Rasulullah saw menjelaskan resep penawarnya dengan sabdanya, “Hendaklah kalian bersegera melakukan amal shalih ketika terjadi fitnah-fitnah tersebut.”

Demikian juga tatkala Rasulullah saw mengisyaratkan terjadinya perpecahan dan pergolakan yang terjadi di tubuh umat Islam atau ketika umat Islam dilanda kelesuan, beliau menjelaskan berbagai cara yang akan menyelamatkan mereka dari kondisi itu. Dan, masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Menjauhkan Sikap Lemah, Putus Harapan, dan Tekanan Psikologis, Memperkuat Keteguhan Beragama, dan Memotivasi untuk Beramal Shalih

Ketika seorang muslim terjebak dalam kenyataan yang menyakitkan sehingga lembar-lembar kehidupannya bertuliskan rasa pasrah dengan segala sikap yang membuatnya merasa terhina dan rendah, maka dengan melakukan studi terhadap tanda-tanda hari Kiamat akan diketemukan bahwa kondisi yang sedang dialaminya ini tidak akan selamanya demikian dan umat Islam yang lain pun akan mengenyam masa-masa kejayaannya. Zaman akan berubah dan umat Islam akan mendapatkan banyak pelajaran dari rasa sakit yang dideritanya.

Apa yang menyebabkan mereka terjebak dalam kenistaan dan lemah, tiada lain justru karena mereka menyia-nyiakan amanah risalah yang mereka emban dan karena mereka telah jauh dari nilai-nilai yang dicanangkan oleh risalah itu sendiri. Dengan melakukan studi terhadap tanda-tanda hari Kiamat ini, diharapkan akan muncul lagi semangat baru di dalam dada setiap muslim.

Yaitu ketika dia sadar dan setelah dia tahu akan kabar kemenangan dan kesuksesan yang pernah diberitakan oleh Nabi saw, akan timbullah semangat baru dalam dirinya untuk menjadi tangan-tangan takdir yang merealisasikan kehendak Allah di muka bumi demi kejayaan umat Islam.

Kita ambil contoh tentang kondisi yang sekarang ini sedang dipenuhi rasa lemah dan kalah: kebatilan telah merajalela dan melilit umat Islam sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Dalam kondisi seperti ini apabila seorang muslim hanya meratapi kondisinya yang mengenaskan karena terpengaruh oleh lemahnya umat serta larut dalam kesedihan hingga membuatnya sekarat sebagaimana yang digambarkan oleh beberapa pemikir, ditambah lagi dengan serbuan para pembuat kemungkaran dengan berbagai serangannya yang memporak-porandakan kesatuan tubuh umat Islam, maka tidak diragukan lagi hal itu akan mengakibat rasa kalah dalam diri seorang muslim.

Berbeda akibatnya jika dia melihat hal tersebut dengan memakai kacamata As-Sunnah yang di dalamnya terdapat rincian solusi untuk keluar dari kondisi yang sedang dialami, berita yang terdapat di dalamnya akan membuat dia tidak akan menyerah terhadap kondisi ini. Sebaliknya, dia akan menyingsingkan lengan baju untuk menghadapi segala kenyataan yang ada.

Contoh-contoh berikut ini dapat menjelaskan hal tersebut:

a. Pada saat ini kita menyaksikan Al-Quds telah menjadi ladang penyembelihan yang dikuasai di tangan orang-orang Yahudi yang zhalim. Kita juga mengakui mereka itu mempunyai unsur-unsur kekuatan, dukungan finansial, serta berbagai sarana lainnya.

Bahkan mereka juga mampu mengendalikan ‘anak gadis mereka’ Amerika Serikat untuk membungkam negara-negara Muslim-Arab, sehingga setiap usaha untuk membebaskan Al-Quds ke pangkuan orang-orang Palestina dari kungkungan tangan-tangan Yahudi menemukan jalan buntu.

Demikian juga kita melihat dan mendengar melalui berbagai media yang ada, bahwa orang-orang Yahudi menganggap bahwa Al-Quds adalah ibu kota abadi negara Israel. Nah, dalam kondisi seperti inilah seorang muslim mungkin akan berputus asa yang akibatnya membuat dirinya jauh dari usaha-usaha untuk membebaskan Al-Quds dari cengkeraman tangan-tangan Yahudi. Inilah kenyataan yang ada sekarang ini.

Tetapi akan berbeda jika dia membuka lembaran As-Sunnah yang di dalamnya ada kabar gembira di hadapan matanya. Dalam kabar As-Sunnah diberitakan bahwa Al-Quds yang tertawan inilah justru yang akan menjadi ibukota negara-negara muslim, sekaligus sebagai puncak kebangkitan umat Islam II, selain Al-Quds juga akan menjadi tempat terkuburnya Dajjal sang menyebarkan fitnah di muka bumi.

b. Ketika seorang muslim melihat kondisi lemah, kalah, dan putus asa yang menimpa dunia Islam, maka hal tersebut akan menimbulkan rasa jengkel pada dirinya tetapi dia tidak berdaya untuk melakukan satu usaha pun untuk merubah kondisi ini. Namun apabila dia membuka lembaran-lembaran As-Sunnah, akan dia temukan bahwa kondisi ini bukanlah tiada akhir.

Sebab Allah telah memberikan jaminan-Nya kepada umat Islam bahwa dalam setiap masa akan ada orang yang akan memperbarui urusan agama, bahwa nasib pilu seperti ini tidak akan selamanya demikian, dan di sana masih ada orang-orang yang konsekuen terhadap kebenaran dan berusaha keras untuk terus-menerus membelanya hingga hari Kiamat tiba. Atau bisa jadi sekelompok orang itulah yang akan menjadi tangan-tangan takdir untuk merealisasikan kehendak Allah di muka bumi.

Ruh atau semangat seperti inilah yang diharapkan dapat menggugah dan sekaligus memperbarui kesiapan seorang muslim untuk tetap tegar mengemban risalah Islam. Di samping itu semangat inilah yang juga diharapkan mampu mengasah lagi ketajaman cita-citanya untuk menjadi bagian kelompok tersebut atau mengambil bagian dalam rangka memperbarui ruh keimanan umat Islam.

c. Ketika seorang muslim menyaksikan berbagai kezhaliman dan kenistaan yang berada di sekelilingnya, kemudian dia membuka lembaran-lembaran As-Sunnah, maka di sana dia akan menemukan kabar gembira bahwa kezhaliman ini akan segera berakhir dan ujung kezhaliman itu akan muncul keadilan dengan izin Allah.

Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan dalam banyak redaksi hadits. Jelasnya apabila kita mau memperhatikan contoh-contoh yang dijabarkan ini, kita akan menemukan betapa berkahnya dampak dari adanya studi terhadap tanda-tanda hari Kiamat bagi umat Islam, di samping hal ini dapat dijadikan sarana untuk mengasah ketajaman cita-cita, memperbarui semangat hidup, serta membekali mereka dengan berbagai kekuatan untuk berperang meraih kejayaan.

Obat Rasa Ingin Tahu

Sudah menjadi fitrah manusia bahwa seseorang itu akan selalu ingin tahu terhadap hal-hal yang belum diketahuinya. Fitrah inilah yang mendorong setiap manusia selalu mengetahui hal-hal ghaib atau berbagai hal yang dia masih buta untuk diketahui.

Maka dari itu dari dulu hingga saat ini manusia tidak bosan-bosannya menyingkap tabir ghaib yang berada di hadapan matanya. Pengetahuan tentang masa depan dan apa saja yang terjadi di dalamnya merupakan makanan lezat bagi jiwa manusia dan mendapatkan prioritas tersendiri di dalam pikiran mereka.

Mengetahui Tabiat Zaman untuk Menghindar dari Petakanya

Tanda-tanda hari Kiamat juga dapat dibangun sebagai parameter terhadap berbagai periode yang dilalui oleh umat Islam dalam perjalanan sejarahnya hingga akhir.

Pengetahuan ini dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin tentang bagaimana caranya berinteraksi secara termetodologis terhadap fitnah-fitnah yang menimpa mereka dan jalan solusinya.

Demikian juga mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan tanda-tanda hari Kiamat akan membantu seorang muslim untuk memahami agamanya dan hal-hal lain yang bermanfaat untuk agamanya secara komprehensif.

Dengan mengetahui tanda-tanda hari Kiamat ini, seseorang—paling tidak—telah menguasai bagian disiplin ilmu keislaman apabila dia mengkajinya dari berbagai aspek akan menjadi satu bekal yang sangat diperlukan oleh para dai untuk memahami kondisi zaman dan orang-orang yang hidup di dalamnya sebagai obyek dakwah. Sebab tidak ada yang mampu untuk menegakkan agama ini, melainkan orang yang mampu untuk menguasai agama dari berbagai seginya.

Dalam hadits Hudzaifah ra yang telah lewat, kita dapat memperhatikan bagaimana Rasulullah saw menjelaskan tanda-tanda hari Kiamat yang diabadikan dalam dialog interaktif berisi penjelasan tahapan zaman yang akan dialami oleh umat Islam lengkap dengan segala sifat-sifat orang yang hidup pada zaman tersebut, serta berbagai tawaran solusi yang diberikan untuk keluar dari situasi darurat yang akan dialami oleh umat Islam.