Mesir, Negeri para Anbiya
Dari Abu Dzar dia berkata; Rasulullah saw telah bersabda: ‘Sesungguhnya kamu sekalian (kaum muslimin) pasti akan dapat menaklukan negeri mesir, yaitu suatu wilayah yang terkadang dinamakan Al Qirath. Apabila kalian telah dapat menguasai negeri Mesir, maka berbuat baikah kepada para penduduknya! Krena, bagaimanapun, mereka meiliki hak untuk dilindungi, sebagaimana kaum dzimmi ataupun karena hubungan tali saudara ( atau sebagai dzimmi dan hubungan keluarga dari jalur pernikahan.) ( HR. Muslim)
Shahih Muslim dalam kitab keutamaan sahabat Bab Wasiat Nabi saw untuk penduduk Mesir. No Hadis : 4615
Pelajaran Dari Hadis
Pertama, seputar Mesir; Sejarah, Peranan dan Posisinya yang strategis
Hubungan Nabi Muhammad dengan Mesir dimulai pada tahun 6 H, pasca perjanjian Hudaibiyah, yang salah satu poinnya adalah gencatan senjata dan tidak boleh ada peperangan selama 10 tahun. Kesempatan ini dimanfaatkan Nabi untuk mengirimkan surat-surat kepada raja-raja serta pemimpin dunia untuk mengajak mreka masuk ke dalam agama islam.
Diantara yang menerima surat itu adalah pemimpin Mesir, Raja Muqauqis. Surat itu disampaikan oleh sahabat Hatib bin Abi Balta’ah kepada Raja Muqauqis.
Raja menerima baik surat itu serta membalasnya dengan kata-kata yang baik, meskpipun raja tidak masuk islam. Hal ini berbeda dengan pemimpin-pemimpin lainnya, yang merobek surat dari Nabi dan memperlakukan dengan kasar utusannya.
Bahkan, Raja muqauqis menghadiahkan kepada Nabi saw dua orang wanita Qibty (koptik), Maria dan Syiren. Juga memberi beberapa helai kain dan seekor keledai terbaik sebagai tunggangan.
Maria Al Qibtiyah dinikahi oleh Nabi dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ibrahim, Sedangkan Syiren dinikahkan kepada Hasan bin Tsabit Al Anshary ( Sumber : Kitab Manhaj Haraki. Syekh Munir Muhammad Ghadban halaman 50-51). Selanjutnya , Mesir menjadi gerbang masuknya islam ke wilayah Afrika secara umum.
Keutaman Mesir ini diulang sebanyak 5 kali didalam Al Qur’an yaitu,
Surat 12 Ayat 21 dan 99
Surat 2 Ayat 61
Surat 43 ayat 51
Surat 10 ayat 87
Kedua, Nabi mencontohkan Akhlak agar tak melupakan kebaikan orang lain.
Nabi saw tidak pernah melupakan jasa baik Halimah As Sa’diyah, wanita yang menyusuinya diwaktu kecil. Beliau juga selalu mengenang kebaikan Khadijah, istrinya yang sangat setia dan berjasa kepada Beliau dalam menyebarkan islam. Terhadap Abu Thalib, pamannya, Nabi Juga berusaha membalas kebaikannya. Dalam kisah tentang mesir, Nabi membalas kebaikan pemimpin Mesir dengan cara berwasiat agar mereka diperlakukan dengan baik.