Perbanyak Kalimat Thayyibah Saat Dilanda Wabah
Oleh: Ust. Atabik Luthfi
مَن كَانَ یُرِیدُ ٱلۡعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ جَمِیعًاۚ إِلَیۡهِ یَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّیِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّـٰلِحُ یَرۡفَعُهُۥۚ
“Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka (ketahuilah) kemuliaan itu semuanya milik Allah. KepadaNyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal shalih akan mengangkatnya…”. (Fathir: 10)0
Harus banyak cara dan ikhtiar dalam menghadapi musibah, karena itu pertanda kesungguhan tawakkal. Ikhtiar lahiriah dan bathiniyyah, usaha ilmiyyah dan imaniyyah, termasuk kalimat thayyibah.
Kalimat thayyibah mencakup semua perkataan yang baik, yang berisi pengagungan dan pujian kepada Allah swt. Termasuk kategori kalimat thayyibah adalah dzikir, do’a, dan munajat.
Melazimkan kalimat thayyibah akan menghindarkan diri dari kalimat sayyi’ah/khabitsah, berupa umpatan, fitnah, su’u dzan, hinaan, makian, dan sejenisnya.
Ayat ini mengkorelasikan antara kalimat thayyibah dan amal shalih, yang saling menyempurnakan. Kalimat thayyibah akan naik ke atas, yang diperkuat dengan amal shalih yang akan mengangkatnya.
Maksudnya, kalimat thayyibah sebagai dasar pijakan, sedang amal shalih adalah pembuktian. Ujian untuk tetap menjaga kalimat thayyibah di saat musibah, memang lebih berat, karena cenderung kalimat sayyi’ah yang lebih dominan.
Padahal do’a dan munajat di saat musibah, semakin memperkuat terkabulnya segala ikhtiar, agar terbebas dari bahaya. Diantara kalimat thayyibah yang dicintai oleh Allah swt, adalah Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaha Illallah, dan Allahu Akbar.
“Empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim).
Mari perbanyak istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dzikir, do’a dan munajat, sebagai penyempurna ikhtiar kita, agar terhindar dari bala bencana.