Perjalanan Hidayah Para Artis Wanita Mualaf, dari Dewi Sandra Hingga Dian Sastro
Dunia hiburan kerap identik dengan gemerlap dan gaya hidup serba kontroversial. Namun di tengah-tengah gosip dan isu yang semakin kontroversial semakin viral, ternyata ada beberapa artis yang justru mendapatkan hidayah di tengah perjalanan karirnya.
Berikut beberapa artis wanita yang bisa kita petik hikmahnya, agar kita mensyukuri nikmat hidayah yang besarnya tiada tara ini.
Dewi Sandra
Bagaimana Dewi Sandra bisa menjadi inspirasi banyak orang. Pasalnya, artis cantik kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, 3 April 1980, ini sempat mengalami perjalanan hidup yang berlika-liku, bahkan sempat menjalani pernikahan beda agama. Namun kini, Dewi mantap dengan pilihannya memeluk agama Islam.
Ia pun menyatakan terus mempelajari agama Islam lebih dalam dan lebih baik lagi. Dewi Sandra mengaku memutuskan menjadi memeluk Islam adalah langkah terbaik yang pernah diambil dalam hidupnya.
“Belajar agama itu sebenarnya kita harus me-nol-kan diri, harus bikin diri kita bodoh dan lemah. Ketika kita punya pemahaman, kita akan berdebat. Saya sudah melewati fase itu, bolak-balik sampai akhirnya ketemu sama guru yang cara menyampaikan ilmunya baik dan benar,” ungkapnya.
Sampai akhirnya Dewi Sandra berusaha mencari jawaban dengan belajar dan bertanya ke banyak orang. Proses menemukan guru yang tepat untuk belajar ilmu agama Islam tidak mudah, prosesnya panjang.
Selain itu, Dewi Sandra mengisahkan bagaimana dirinya belajar mulai dari awal. Berkaca pada pengalaman pribadinya, ia menerangkan bahwa menurutnya ketika seseorang ingin belajar, termasuk soal ilmu agama, maka yang terpenting harus dipersiapkan adalah hati dan pikiran.
Alice Norin
Alice Norin membuat keputusan besar di tahun 2007 silam. Ia mantap berpindah keyakinan untuk menjadi seorang mualaf. Keputusannya saat itu dilakukan secara diam-diam. Diungkapkan Alice Norin, artis keturunan Norwegia itu telah lama dibesarkan dengan mengikuti dua keyakinan.
“Semua aku pelajari. Natalan iya, Lebaran iya. Itu sebelum memantapkan diri jadi mualaf. Dua-duanya dijalani,” ungkap Alice, di kanal YouTube Oki Setiana Dewi.
Alice Norin juga belajar melakukan salat. Hidayah kemudian datang ketika Alice mulai rutin melakukan salat. Menurutnya, ia selalu mendapatkan berkah setiap kali melakukan salat.
“Dulu, aku tuh selama sekolah ngerasain tiba-tiba kalau aku salat, nilainya bagus, kalau enggak ya enggak. Mungkin orang dapat hidayah beda-beda. Tapi kalau aku, ketika salat lebih banyak dapat berkah. Enggak tahu sugesti atau apa gitu,” ujarnya.
Keputusan Alice Norin untuk mendalami Islam semakin kuat, lalu mantap mengucap dua kalimat syahadat. Apalagi pada saat itu, ia tengah menjalin kasih dengan Audy Riri Mestika Rachman atau DJ Riri, yang kemudian jadi suami pertamanya.
Namun sayangnya, pernikahan itu tidak berlangsung lama. Alice dan Riri bercerai dua tahun kemudian. Namun, iman Alice tidak goyah. Aktris cantik kelahiran 1987 itu tetap memeluk agama Islam.
Tak hanya itu, Alice Norin juga meneruskan kariernya di dunia hiburan sebagai mualaf. Ia ingin membahagiakan sang bunda yang meninggal setelah Alice menjadi seorang mualaf.
“Aku merasa kayak aku nggak pingin ngecewain Mama. Dia pengennya aku masuk Islam. Cuma karena kedua orang tuaku berbeda agama, mungkin jadi kayak enggak bisa maksain, biar anaknya aja yang milih sendiri,” ucapnya.
Tak lama setelah menjadi mualaf, Alice Norin kemudian mendapat tawaran untuk bermain film. Tidak tanggung-tanggung, keimanannya sebagai mualaf diuji dalam film tersebut. Ia membintangi film religi berjudul Ketika Cinta Bertasbih.
Marsha Timothy
Marsha Timothy dan Vino G Bastian resmi menikah pada 20 Oktober 2012 silam. Pernikahan mereka digelar dengan sangat tertutup dan tidak dihadiri oleh awak media. Mereka mengucap ijab qabul di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Kerap dituding berpindah agama untuk menikah, Vino G Bastian akhirnya buka suara mengenai keputusan sang istri. Ia meyakini bahwa hal yang dilakukan Marsha merupakan murni dari hatinya sendiri tanpa pengaruh orang lain.
“Saya enggak pernah meyakinkan istri saya masuk Islam. Ketika dia mau ikuti agama saya, itu hubungan dia sama Tuhannya,” ujar Vino.
Bintang film Wiro Sableng itu tidak ingin mencampuri urusan keyakinan sang istri. Ia membebaskan Marsha untuk memeluk keyakinan. Ia mengaku siap untuk membimbing istrinya terlepas ia memeluk Islam atau tidak.
“Percuma, kalau saya bilang kamu mau masuk Islam. Keluarga saya begitu, ada Kristen, Muslim. Saya ga berhak atur hak asasi orang lain. Apapun agama istri saya, saya akan bimbing,” sambungnya.
Resmi jadi mualaf, Vino dan Marsha membangun rumah tangga yang damai dan harmonis. Mereka kini telah dikaruniai seorang putri bernama Jizzy Pearl Bastian.
Soraya Larasati
Soraya Larasati menjadi mualaf sejak tahun 2012. Cerita mualafnya dimulai ketika ia mendapat pertanyaan dari ayahnya yang juga seorang mualaf. Ia tidak menyangka kesenangnya berpesta mengantarkan dia sampai di titik ini.
Soraya mengaku ia senang party lantaran bisa dilirik oleh produser. Alhasil ia pergi untuk pesta setiap malam.
“Wah aku kalau penampilan dulu itu ya pakai tanktop, karena masih ABG jadi merasa aku kan entertainment jadi harus eksis dong,” kata Soraya Larasati dalam acara Hijrah.
“Gue harus eksis dong. Harus kelihatan di mana-mana kalau enggak gimana aku mau dilirik sama produser. Pokoknya suka party banget lah saat itu,” lanjutnya.
Sang ayah yang melihat kebiasaan anaknya sering bertanya kapan Soraya Larasati akan pulang. Selain itu, dia baru tahu jika sang ayah suka mendoakan agar anaknya mendapat hidayah dari Allah.
“Hampir tiap hari aku keluar malam. Terus tiap hari aku ditelpon ditanya “Dimana dimana, pulang, udah jam segini,” katanya.
Soraya mengaku dia selalu menjawab akan pulang sebentar lagi namun nyatanya ia tetap pulang jam tiga pagi. Satu kali ketika ia pulang, ia melihat sang ayah sedang sholat tahajud dan terharu.
“Sedih juga sih aku rasa ya ampun padahal aku bisa lebih baik dari ini daripada menghabiskan waktu buang-buang uang,” jelasnya.
Soraya pun perlahan mengubah diri dan mulai rajin salat. Semua ini berkat melihat ayah yang konsisten mendoakan Soraya Larasati setiap sholat.
“Memang benar kalau kita mencoba mendekat, Allah akan semakin dekat. Tiba-tiba aku dikasih pikiran untuk cobain. Puasa menahan hawa nafsu, salat juga. Aku salat, merasa lebih segar dan tenang. Memang sih ujian tetap ada,” katanya.
Rina Diana
Tidak banyak yang tahu, artis blasteran Manado dan Pakistan ini adalah seorang mualaf. Ia baru memutuskan memeluk agama Islam sekira tahun 2011.
“Kebetulan posisinya papa aku Katolik. Dulu masih yang milih ya mau Katolik apa Islam. Pas sampai Jakarta 2010 lalu, aku belajar dan akhirnya aku masuk Islam,” ungkap Rina Diana.
Ia mengaku hingga kini masih terus belajar memperdalam agama Islam. Namun, ada satu hal yang berhasil membuatnya tertarik dengan Islam, yaitu sholat.
“Aku kalau melihat kayak orang-orang habis sholat, aku tertarik melakukan itu. Kemudian aku pengin belajar dan sholat,” ujarnya.
Hingga kini Rina Diana masih memperdalam ilmu agama Islam supaya lebih mantap menutup aurat dengan hijabnya.
Tere
Penyanyi yang bernama asli Theresia Ebenna Ezeria Pardede ini mengaku bahwa perjalanan hijrahnya bisa dibilang berliku. Singkat cerita, awal mula ia mulai mengenal Islam ketika duduk di bangku kuliah tahun 1998.
Tere menceritakan bahwa saat itu memiliki pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidupnya. Misalnya, ‘Siapa kita?’, ‘Dari mana kita berasal?’, ‘Untuk apa kita di dunia’, dan ‘Ke mana nanti kalau kita sudah pulang?’.
Dari situ, Tere baru mulai berkenalan dengan agama Islam melalui pernyataan yang disampaikan oleh temannya. Kala itu, ia ngobrol santai tentang masing-masing agama yang diyakini.
Tere kaget dengan pernyataan temannya yang Muslim bahwa Islam juga mengakui Tuhan (Yesus) yang disembahnya. Tere kemudian terus bertanya, namun merasa kurang puas dengan jawaban temannya itu. Kemudian, ia diminta untuk membaca Al-Qur’an terkait jawabannya.
“Buat saya kan waktu itu antara penasaran tapi seram karena kita dahulu dibuat mindset-nya seolah-olah di luar agama kita adalah jalan kesesatan. Dan memang, waktu itu saya berusaha berpikir logis,” kata Tere.
Sampai akhirnya, Tere menemukan ayat-ayat dari Al-Qur’an yang membuka pikirannya. Tere mengungkapkan saat itu logikanya menerima, namun hatinya masih keras.
“Saya sempat agnostik sekitar setahun. Oke lah ini agama buatan manusia, yang penting saya tahu Tuhan saya cuma satu. The creator of the universe. Dulu kan mikirnya gitu,” ungkap Tere.
“Sampai akhirnya dikasih mimpi, mimpinya terbujur kaku dalam gelap dan ditanya sebuah cahaya. Dan ditanya ‘Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Alhamdulillah Allah kasih saya bangun. Oke ini kode keras, pesan dari langit,” ujarnya.
Setelah bertanya kepada beberapa guru, Tere semakin mantap dan ingin mengucap syahadat (memeluk Islam). Ternyata mengucap syahadat tak semudah yang dikira.
Pada 2 September 2000, akhirnya Tere resmi memeluk Islam. Setelahnya, ia pikir sudah selesai, ternyata perjalanan hijrahnya masih sangat panjang.
“Iman harus dipupuk. Memupuk itu dengan rasa cinta dengan Allah dan Rasul-Nya. Saya belum paham, kalau ini faktor penggembur iman seseorang. Enggak mungkin iman kita kuat kalau kita enggak sayang sama Rasulullah,” ujarnya.
Pada tahun 2012, sang ibunda meninggal. Lanjut di 2013, ayahnya menyusul. Sebelum meninggal, Tere ingat betul bahwa sang ibunda yang seorang kristiani taat berpesan kepadanya supaya menjalani Islam harus serius, jangan setengah-setengah.
“Saya merasa ditampar ketika di tahun 2013, waktu Bapak saya pulang. Bapak saya sudah syahadat lebih dahulu dari saya tapi di akhir hidupnya ditarik lagi hidayahnya. Kembali lagi ke agamanya. Kemudian saya dimimpikan lagi tentang Bapak, saya syok banget,” kata Tere.
Sejak mimpi itu dan ayahnya berpulang dalam status non Muslim, Tere meneguhkan lagi keimanan Islamnya. Ia tidak mau ketika menjelang hayatnya dalam kondisi seperti sang ayah.
Diakui Tere, semakin ia mendalami Islam, semakin banyak kenikmatan yang diberikan Allah padanya. Mulai dari bisa mengaji, itikaf di masjid selama Ramadan, mantap berhijab, hingga umrah.
“Alhamdulillah saat ini Allah mempertemukan dengan orang-orang yang saleh, guru-guru yang baik. Semua yang memperlihatkan keindahan Islam yang sesungguhnya,” kata Tere.
Dian Sastro
Pemilik nama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo itu memilih untuk masuk Islam pada 2002 silam. Saat itu Dian masih berusia 22 tahun ketika memeluk Islam.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Dian yang tinggal di lingkungan keluarga non-muslim. Apalagi ia dibesarkan oleh orang tua yang menganut dua kepercayaan berbeda. Mereka diketahui memeluk agama Budha dan Katolik.
Rasa penasaran kemudian tumbuh di hati wanita kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 itu. Rasa keingintahuan spiritual Dian mualai muncul ketika dewasa. Ibu dua anak itu bahkan sampai mempelajari berbagai macam agama.
Dari semua agama yang dipelajari oleh Dian, bintang film Banyu Biru itu tidak melirik agama Islam. Hal itu dikarenakan Dian merasa takut pada Islam.
Namun semua itu berubah ketika Dian bertemu seorang guru spiritual yang memperkenalkannya dengan agama Islam. Dian kemudian merasakan betapa indahnya agama tersebut.
“Saya kira Islam dulu kejam. Tapi saja ketemu guru yang dalam, sampai dia bisa membuka saya bahwa Islam tidak kejam. Intinya justru Islam itu penuh cinta,” ucapnya.