Pribadi yang Mulia, Pribadi Yang Bahagia
Imam Ibnu Al-Jauzi, Shaidul Khatir
Manusia tidak akan dapat menikmati hidup dan kehidupan kecuali jika ia puas dengan apa yang ada. Saat ketamakan atas nikmatnya hidup bertambah, saat itulah hatinya pecah dan menjadi budak.
Orang yang merasa puas dengan yang sedikit tidak akan merasa perlu mendekati orang-orang di atasnya. Tidak peduli pula dengan orang yang sederajat karena merasa memiliki hal yang sama.
Adapun orang yang tak pernah merasa puas, maka akan selalu mengorbankan agamanya dan tunduk kepada orang yang lebih tinggi. Dalam situasi ini, hilanglah kekuatan untuk mengingatkan, berganti dengan hasrat memuji agar merasa aman. Meskipun apa yang diperolehnya tak sebanding dengan hinaan yang dirasa.