2 min read

Ragam Doa Berbuka Puasa, dari yang Shahih hingga yang Dibaca Sahabat Nabi

Ragam Doa Berbuka Puasa, dari yang Shahih hingga yang Dibaca Sahabat Nabi

Ketika masuk waktu maghrib kita disunnahkan segera berbuka puasa. Setelah membaca basmallah kemudian menyantap menu berbuka yang sederhana, seperti beberapa butir kurma atau air putih, maka disunnahkan bagi kita membaca doa berbuka puasa.

Berikut beberapa doa berbuka puasa yang bisa kita ambil dari riwayat yang ada.

Doa berbuka puasa yang paling shahih

Doa buka puasa ini dinilai para ulama sebagai doa paling shahih sehingga banyak ulama menyimpulkan bahwa doa inilah yang paling utama dibaca sebagai doa berbuka. Berikut ini bacaan doanya disertai arti dalam bahasa Indonesia:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap insya Allah

Berikut dengan bacaan latinnya:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ

DZAHABAZH ZHOMA-U
Telah hilang dahaga

وابْــتَلَّتِ العُرُوْقُ

WABTALLATIL ‘URUUQU
Urat-urat telah basah

وَثَــبَتَ الْأَجْرُ

WA TSABATAL AJRU
Dan telah diraih pahala

إِنْ شَاءَ اللهُ

IN SYAA ALLAH
Insyaa Allah

Artinya:

“Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insyaa Allah.”

(HR. Abu Daud 2357)

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Daruquthni, dihasankan Syaikh Nasiruddin Al-Albani dalam Irwaul Ghalil, Misykatul Mashabih dan Shahih Abi Dawud.

Dalam Fiqih Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq menegaskan keshahihan doa ini. Demikian pula Syaikh Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Puasa, beliau mencantumkan doa ini sebagai doa yang shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Doa Buka Puasa Allahumma Laka Shumtu

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, dinilai hasan oleh Syaikh Nasiruddin Al-Albani dalam Misykatul Mashabih, namun didhaifkannya dalam Shahih wa Dhaif Al Jami’u Ash Shaghir dan kitab-kitab lainnya.

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.

Doa yang populer ini juga dicantumkan Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah sebagai doa buka puasa setelah beliau mencantumkan doa pertama di atas. Yang artinya, kedua doa ini boleh dipilih.

Keutamaan waktu menjelang berbuka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak. “(HR. Ibnu Majah; hasan)

Yang dimaksud dalam hadits ini adalah doa menjelang dan saat berbuka. Bagi orang yang berpuasa, sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajabah untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat. (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)

Jadi sepanjang waktu puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa. Namun yang lebih mustajabah lagi adalah menjelang berbuka puasa. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Tirmidzi:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِى لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi. Doa mereka di angkat ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya. Rabb Azza wa Jalla berfirman: “Demi kemuliaanku, engkau akan kutolong meski beberapa saat lamanya. (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)